
Hari itu memanglah saya masih tetap tergeletak di kamar kostku. Sejak tempo hari saya tdk kuliah dikarenakan di serang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap serta menghadap ke taman samping tempat tinggal membuatku terasa asri lihat hijau taman, terlebih disana ada seseorang laki-laki 1/2 baya yang seringkali kukagumi.
Memanglah usiaku waktu itu baru beranjak dua puluh setahun serta saya masih tetap duduk di semester enam di fakultasku serta telah punyai pacar yang senantiasa rajin mengunjungiku pada malam minggu. Toh tak ada rintangan apa pun bila saya tertarik pada lelaki yang jauh diatas umurku.
Mendadak ia melihat ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tdk melihaku dari luar sana. Oom Kelvin kenakan kaos singlet serta celana pendek, dari pangkal lengannya tampak seburat ototnya yang masih tetap kecang. Hari memanglah masih tetap pagi lebih kurang jam 07:00, rekan sekamar kostku sudah pergi mulai sejak jam 6 : 00 barusan pagi demikian juga yang menempati rumah yang lain, temasuk Tante Davit istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.
Memanglah Oom Davit mulai sejak 5 bln. Kebetulan om Kevin di Pecat dikarenakan penciutan perusahaannya. Hingga kerjaannya semakin banyak dirumah. Bahkan juga sering dia yang mempersiapkan sarapan pagi bagi kami semuanya anak kost-nya. Yakni Nasi goreng serta gorengan dibarengi susu panas. Ke-2 anaknya telah Menikah.
Kami anak kost yang terbagi dalam 5 orang mahasiswi sangatlah akrab dengan Keluarga om Kevin. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Walaupunpun Harga kost-nya tdk termasuk murah, akan tetapi kami menyenanginya dikarenakan kami seperti dirumah sendiri.
Oom Kevin sudah usai mengurusi tamannya, ia selekasnya hilang dari pemandanganku, ah andaikan dia ke kamarku serta ingin memijitku, saya pastinya akan suka, saya lebih perlu kasih sayang serta perhatian dari obat-obatan. Umumnya ibuku yang yang mengurusiku dari dibuatkan bubur hingga memijit-mijit tubuhku. Ah.. andaikata Oom Kevin yang melakukannya
Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku hingga kudengar nada siulan serta nada air dari kamar mandi. Tentu Oom Kevin tengah mandi, kubayangkan badannya tanpa ada baju di kamar mandi, lamunanku berkembang jadi semakin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku dikala saya diciumnya dalam lamunan, oh indahnya.
Lamunanku berhenti dikala mendadak ada nada ketukan di pintu kamarku, selekasnya kutarik selimut yang telah terserak di sampingku. Masuk..! kataku. Tak berapakah lama kulihat Oom Kevin telah ada di ambang pintu masih tetap kenakan baju mandi. Senyumnya mengambang
" Bagaimana Silvi? Ada perkembangan..? " dia duduk ditepi ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku.
Saya cuma mengangguk lemah. Walaupunpun jantungku berdetak keras, saya coba membalas senyumnya. Lalu tangannya berpindah memegang tangan kiriku serta mulai memjit-mijit.
" Silvi ingin dibikinkan susu panas? " tanyanya.
" Terima kasih Oom, Lina telah sarapan barusan ", balasku.
" Enak dipijit begini? " saya mengangguk.
Dia masih tetap memijit dari tangan yang kiri lalu berpindah ke tangan kanan, lalu ke pundakku. Ketika pijitannya beralih ke kakiku saya masih tetap diam saja, dikarenakan saya tertarik pada pijitannya yang lembut, selain menyebabkan rasa nyaman juga menambah birahiku.
Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, hingga betis serta pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan juga nyata-nyatanya dasterku yang tidak tebal agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, saya tdk coba membetulkannya, saya pura-pura tidak mengerti.
" Sil kakimu mulus sekali ya. "
" Ah.. Oom dapat saja, kan kulit Tante lebih mulus sekali lagi ", balasku sekenanya.
Tangannya masih tetap memijit kakiku dari bawah ke atas berulang kali. Lama-lama kurasakan tangannya tak akan memijit akan tetapi mengelus serta menyeka pahaku, saya diam saja, saya menikmatinya, birahiku semakin lama semakin bangkit.
" Sil, Oom jadi terangsang, bagaimana nih? " suaranya terdengar kalem tanpa ada emosi.
" Janganlah Oom, kelak Tante geram.. " Mulutku menampik namun muka serta badanku bekata beda, serta saya sangat percaya Oom Kevin jadi lelaki telah masak bisa membaca bhs badanku.
Saya menggelinjang dikala jari tangannya mulai menggosok-gosok pangkal paha dekat vaginaku yang terbungkus CD. Serta astaga! nyata-nyatanya di balik baju mandinya Oom Kevin tdk kenakan celana dalam hingga penisnya yang menjadi membesar serta tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa ada diakuinya.
Nafasku sesak lihat benda yang berdiri keras penuh dengan benjolan otot disekitarnya serta kepala yang licin mengkilat. Ingin terasa saya memegang serta mengelusnya. Tetapi kutahan keinginanku itu, rasa maluku masih tetap menaklukkan nafsuku.
Oom Kevin membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menyebar ke lubuk hatiku serta dikala kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku serta jadi kusambut dengan lidahku juga, saya melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah.
Separuh badannya telah menindih badanku, kemaluannya melekat di pahaku sedang tangan kirinya sudah beralih ke buah dadaku. Dia meremas dadaku dengan lembut sembari mengisap bibirku.
Tanpa ada canggung sekali lagi kurengkuh badannya, kuusap punggungnya serta selalu ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya telah menyelusup ke balik dasterku yang tanpa ada BH, remasan jarinya sangatlah pakar, kadangkala putingku dipelintir hingga menyebabkan sensasi yang mengagumkan.
Nafasku semakin memburu dikala dia melepas ciumannya. Kutatap berwajah, saya kecewa, namun dia tersenyum dibelainya wajahku.
" Sil kau cantik sekali.. " dia memujaku.
" Saya menginginkan menyetubuhimu, namun apakah anda masih tetap perawan..? " saya mengangguk lemah.
Memanglah saya masih tetap perawan, meskipun saya sempat petting dengan kakak iparku hingga kami orgasme namun hingga sekarang saya belum juga sempat lakukan persetubuhan. Dengan pacarku kami hanya ciuman umum, dia terlampau alim bagi lakukan itu.
Sedang keperluan seksku sampai kini tercukupi dengan mansturbasi, dengan impian yang indah. Umumnya dua orang object khayalanku yakni kakak iparku serta yang ke-2 yaitu Oom Kevin induk semangatku, yang saat ini 1/2 menindih badanku.
Sesungguhnya andaikan dia tdk bertanya masalah keperawanan, tentu saya tidak bisa menampik seandainya ia menyetubuhiku, dikarenakan dorongan birahiku kurasakan lebih dari birahinya. Kulihat dengan terang pengendalian dianya sendiri, dia tdk menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya serta lidahnya dengan tenang, lembut serta sabar. Malah akulah yang kurasakan meledak-ledak.
" Bagaimana Sil? kita lanjutkan? " tangannya masih tetap menyeka rambutku, saya tidak dapat menjawab.
Saya menginginkan, menginginkan sekali, namun saya tidak menginginkan perawanku hilang. Kupejamkan mataku hindari tatapannya. " Oom gunakan tangan saja ", bisikku kecewa.
Tanpa ada menanti sekali lagi tangannya telah menanggalkan semua dasterku, saya tinggal kenakan celana dalam, dia juga sudah telanjang utuh. Semua badannya mengkilat dikarenakan keringat, batang kemaluannya panjang serta besar berdiri tegak.
Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang sudah basah mulai sejak barusan. Kubiarkan tangannya buka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat vaginaku sudah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku merasa telah menjadi membesar serta memerah, didalam lubang kemaluanku sudah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi tiap-tiap barang yang juga akan masuk.
Oom Kevin membungkuk serta mulai menjilat dinding kiri serta kanan kemaluanku, merasa sangat nikmat saya menggeliat, lidahnya menggeser semakin ke atas ke arah klitosris, kupegang kepalanya serta saya mulai merintih kesenangan.
Berapakah lama dia menggeserkan lidahnya diatas klitosriku yang semakin membengkak. Karena kesenangan tanpa ada merasa saya sudah menggoyang pantatku, kadangkala kuangkat kadangkala ke kiri serta ke kanan.
Mendadak Oom Kevin lakukan sedotan kecil di klitoris, kadangkala disedot kadangkala dipermainkan dengan ujung lidah. Kesenangan yang kudapat mengagumkan, semua kelamin hingga pinggul, pergerakanku semakin tidak tertanggulangi,
" Oom aduh.. Oom Sil ingin keluar ". Kuangkat tinggi tinggi pantatku, saya telah siap bagi berorgasme, namun saat yang persis dia membebaskan ciumannya dari vagina.
Dia menarikku bangun serta menyorongkan kemaluannya yang kuat itu kemulutku.
Gantian ya Sil.. saya menginginkan kau isap kemaluanku ".
Kutangkap kemaluannya, merasa penuh serta keras dalam genggamanku. Oom Kevin telah terlentang serta tempatku membungkuk siap bagi mengulum kelaminnya. Saya seringkali memikirkan serta saya juga sekian kali melihat dalam film biru. Tetapi baru kali berikut saya mengerjakannya.
Birahiku telah tiba puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal hingga ke ujung penisnya yang mengkilat berulang-kali.
" Ahhh Enak sekali Sil dia berdesis ".
Lalu kukulum serta kusedot-sedot serta kujilat dengan lidah sedang pangkal kemaluannya kuelus dengan jariku. Nada desahan Oom Kevin membuatku tdk tahan menahan birahi.
Kusudahi permainan di kelaminnya, mendadak saya telah 1/2 jongkok diatas badannya, kemaluannya persis dimuka lubang vaginaku.
" Oom, Sil masukin dikit ya Oom, Sil ingin sekali ". Dia cuma tersenyum.
" Hati-hati ya janganlah terlampau dalam " Saya telah tak akan mendengar kata-katanya.
Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris serta bibir bawah, serta oh, dikala kepala kemaluanya kumasukan dalam lubang, saya nyaris terbang.
Beberapa detik saya tdk berani bergerak tanganku masih tetap memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih tetap menancap dalam lubang vaginaku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, saya tdk sangat percaya apakah kedutan datang dariku atau darinya.
Kuangkat sedikit pantatku, serta gesekan itu ujung kemaluannya yang sangatlah besar merasa menggeser bibir dalam serta pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah semakin dalam kesenangan semakin dalam, separuh batang kemaluannya telah melesak dalam kemaluanku.
Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tak ada rasa sakit seperti yang seringkali saya dengar dari rekanku dikala keperawanannya hilang, walau sebenarnya telah separuh. Kujepit kemaluannya dengan otot dalam, kusedot kedalam. Kulepas kembali berulang kali.
" Oh.. Sil kau hebat, jepitanmu nimat sekali ".
Kudengar Oom Kevin mendesis-desis, payudaraku diremas-remas serta buat saya merintih-rintih dikala dalam jepitanku itu.
Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Saya merintih, mendesis, mendengus, serta pada akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, selalu ke bawah hingga penis Oom Kevin telah utuh masuk ke vaginaku, tak ada rasa sakit, yang ada yaitu kesenangan yang meledak-ledak.
Dari tempat duduk, kurubuhkan tubuhku diatas tubuhnya, susuku melekat, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Oom Kevin erat-erat. Tangan kiri Oom Kevin mendekap punggungku, tengah tangan kanannya mengusap-usap bokongku serta analku.
Saya semakin kesenangan. Sambil merintih-rintih kukocok serta kugoyang pinggulku, tengah kurasakan benda padat kenyal serta besar menyodok-nyodok dari bawah. Cerita Dewasa
Mendadak saya tdk tahan sekali lagi, kedutan semula kecil semakin keras serta pada akhirnya meledak.
" Ahhh.. " Kutekan vaginaku ke penisnya, kedutannya keras sekali, nimat sekali.
Serta nyaris berbarengan dari dalam vagina merasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku.
" Ooohhh.. " Oom Kevin juga ejakulasi saat yang berbarengan.
Beberapa menit saya masih tetap ada di atasnya, serta kemaluannya masih tetap menyesaki vaginaku. Kurasai vaginaku masih tetap berkedut serta semakin lemah. Namun kelaminku masih tetap menebarkan kesenangan.
Pagi itu keperawananku hilang tanpa ada darah serta tanpa ada rasa sakit. Itu Cerita dari perawanku tampa darah